Kamis, 11 Februari 2010

Buku Kumpulan Cerpen Wartawan Olahraga






Buku Kumpulan Cerpen Wartawan Olahraga
Jumat, 29 Januari 2010

Jakarta (Warta Kota ) - Buku berjudul Kumpulan Cerpen Wartawan Olahraga berisi karya Aba Mardjani, AR Loebis, Djunaedi Tjunti Agus, Hendry Ch Bangun, Mahfudin Nigara, diluncurkan di VIP Barat Stadion Utama Senayan, Jakarta, Kamis (28/1).

Antologi ini berisi 30 buah cerita pendek, yang ditulis kelima cerpenis dalam kurun waktu tahun 1980 sampai 2009, di sela-sela kesibukan mereka meliput dan menulis laporan olahraga. Kelimanya pernah bertugas di kawasan Senayan sejak tahun 1980, ketika tempat itu masih berupa asrama atlet nasional dan gedung-gedung olahraga utama nasional. Buku ini sudah beredar luas di toko-toko buku di Jakarta dan berbagai wilayah lainnya minggu ini dan dijual dengan harga Rp 40.000.

Menurut insiator dan penyunting Hendry Ch Bangun, buku ini dapat terwujud dalam waktu sekitar dua bulan mulai dari proses pengumpulan naskah sampai dengan selesainya pencetakan dan distribusi ke toko buku. Karena sebagian besar sudah diterbitkan, mulai dari Majalah Anita, Harian Warta Kota, Harian Suara Karya, Harian Kompas, sampai berbagai majalah, maka pengerjaan tidak terlalu sulit. Namun memilih masing-masing enam karya dari banyak kiriman yang cukup menyita waktu. “Yang dipilih adalah cerpen yang mewakili karakter penulisnya,” kata Hendry.

Djahar Muzakir, mantan wartawan yang kini Wakil Direktur Pustaka Spirit yang menerbitkan buku mengatakan, cerpen-cerpen yang dimuat semuanya komunikatif dan menyenangkan, mungkin karena penulisnya wartawan yang cenderung menyederhanakan sesuatu yang rumit agar dapat dinikmati oleh semua kalangan.

“Kalau dianggap hidangan, maka semuanya enak,” kata Djahar yang juga cerpenis dan novelis.

AR Loebis menambahkan, di facebooknya, kabar mengenai terbitnya kumpulan cerpen wartawan olahraga ini juga menarik perhatian.

“Ada kelompok wartawan yang lalu terinspirasi untuk membuat karya bersama, entah itu cerpen, catatan, untuk menunjukkan mereka juga bisa berkaya seperti ini,” kata wartawan Antara ini.

“Bahkan sudah ada rencana untuk melakukan bedah kasus buku ini di PDS HB Jassin, yang menunjukkan karya-karya di buku ini juga punya bobot,” tambahnya.

Mahfudin Nigara, yang dulu getol menulis sehingga karyanya bisa dimuat bersamaan di beberapa majalah mingguan mengaku kini kesulitan menulis lagi. Kerap ide sudah ada tetapi baru separuh sudah terhenti karena kesibukan bekerja.

“Tapi dengan terbitnya buku ini, setidaknya saya akan menerbitkan karya-karya tulis saya dalam waktu dekat. Bahannya sudah lengkap, tinggal diedit,” katanya.

Djunaedi yang mengaku baru menulis cerpen dalam beberapa tahun terakhir mengatakan kumpulan ini membuat dia dapat lagi berkomunikasi dengan sesame wartawan olahraga, sekaligus menjadi tabungan pekerjaan jika sudah pensiun kelak.

Sementara Aba Mardjani, yang dianggap paling konsisten menulis cerpen, berharap agar buku ini dapat menjadi inspirasi bagi wartawan yang lebih muda untuk membuat buku.

“Buku itu umurnya bisa lebih tua dari penulisnya. Tapi kalau hanya berita di media, dia akan dapat dengan mudah hilang dan dilupakan orang. Oleh karena itu buatlah buku,” tambah AR Loebis yang sudah memiliki beberapa buku yang beredar di toko buku. (hcb)

Tidak ada komentar: