Sabtu, 30 April 2011

Pembangunan Masjid PWI Sulsel Baru 10 Persen


PONDASI. Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nurul Yasin PWI Sulsel di Jl AP Pettarani 31, Makassar, telah dilakukan pada 8 Desember 2010, tetapi pembangunannya baru dilakukan secara efektif sejak 18 Maret 2011. Sampai akhir April ini, pembangunan masjid ini baru pada tahap pengerjaan pondasi, seperti ketika saya abadikan pada Rabu, 27 April 2011. (Foto: Asnawin)


----------------

Pembangunan Masjid PWI Sulsel Baru 10 Persen
- Sambil Dibangun Sambil Dicarikan Dana


Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nurul Yasin PWI Sulsel di Jl AP Pettarani 31, Makassar, telah dilakukan pada 8 Desember 2010, tetapi pembangunannya baru dilakukan secara efektif sejak 18 Maret 2011. Selama satu bulan lebih itu, pembangunan masjid ini baru sekitar 10 persen.

Ketua Panitia Pembangunan Masjid Nurul Yasin PWI Sulsel, Mufti Hendrawan, kepada penulis, Rabu, 27 April 2011, mengatakan, pembangunan masjid ini dibagi dalam tiga tahap.

''Tahap pertama pembangunan pondasi dan lantai satu, tahap kedua akan dibangun lantai dua, sedangkan tahap ketiga pembangunan menara masjid,'' kata Mufti didampingi Sekretaris Panitia Irianto Amama, Wakil Sekretaris PWI Sulsel anwar Mahendra, dan pengawas pembangunan masjid Muhammad Saleh Daeng Tinri.

Total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid ditaksir sekitar Rp 1,2 miliar. Dana pembangunan masjid berasal dari sumbangan pemerintah, pengusaha, wartawan, dan masyarakat.

''Masjid ini sambil dibangun sambil dicarikan dana dan bantuan, karena ada juga pengusaha yang menyumbang material. Dana yang ada sebagian besar dipakai untuk bayar tukang,'' ungkap Mufti.

Menyinggung target waktu penyelesaian pembangunan masjid PWI, dia mengatakan pengurus PWI sebenarnya menargetkan dua tahun, tetapi Gubernur Sulsel melalui Sekprov Andi Muallim dan mantan Ketua PWI Sulsel HM Alwi Hamu meminta secepatnya diselesaikan, bahkan kalau bisa, masjid tersebut sudah bisa dipakai salat pada bulan Ramadhan mendatang.

Meskipun demikian, panitia mengaku semuanya tergantung dana dan sumbangan yang masuk. Jika dana dan materialnya tersedia, maka pembangunannya akan terus jalan, tetapi jika dananya habis, maka pembangunannya terpaksa akan dihentikan dan akan dilanjutkan kembali jika dana dan materialnya sudah tersedia,'' kata Mufti.


PENGAWAS. Inilah Muhammad Saleh Daeng Tinri yang bertugas sebagai pengawas pembangunan Masjid Nurul Yasin PWI Sulsel. Sehari-hari, ia selalu ditemani kopi, rokok, dan air minum mineral. (Foto: Asnawin)


Tahap-tahap Pembangunan

Berikut tahapan-tahapan foto-foto pembangunan masjid Nurul Yasin PWI Sulsel, sejak pekan pertama, 24 Maret 2011, sampai pekan keenam, 27 April 2011. Saya mengabadikan perkembangan pembangunan masjid ini sebagai laporan tidak langsung pengurus kepada pemerintah dan masyarakat Sulsel.


PEKAN PERTAMA. Beginilah keadaan pekan pertama pembangunan Masjid Nurul Yasin di halaman sekretariat PWI Sulsel, pada Kamis sore, 24 Maret 2011. Pada pekan pertama ini, pekerjaan baru pada tahap menggali untuk pondasi dan untuk besi pilar masjid. (Foto: Asnawin)


PEKAN KEDUA. Pada pekan kedua, Sabtu, 2 April 2011, saya kembali memotret perkembangan pembangunan Masjid Nurul Yasin PWI Cabang Sulsel. Tampak sudah ada besi untuk pilar masjid. (Foto: Asnawin)


PEKAN KETIGA. Perkembangan pembangunan masjid PWI Sulsel pada pekan ketiga saya abadikan pada Sabtu, 9 April 2011. Tampak jumlah besi untuk pilar bertambah dibavding sepekan sebelumnya. (Foto: Asnawin)


PEKAN KEEMPAT. Pada pekan keempat, 15 April 2011, pondasi masjid sudah mulai kelihatan yang tingginya sekitar satu meter di atas permukaan tanah. (Foto: Asnawin)


PEKAN KELIMA. Sabtu, 23 April 2011, adalah pekan kelima pembangunan Masjid Nurul Yasin PWI Sulsel, di Jl AP Pettarani 31, Makassar. Pondasinya sudah tampak kokoh dan besi pilar sudah ada yang ditambah tingginya. (Foto: Asnawin)


PEKAN KEENAM. Sebuah tangga masuk ke lantai satu, sudah terlihat pada pekan keenam pembangunan Masjid Nurul Yasin PWI Sulsel, di Jl AP Pettarani 31, Makassar, Rabu, 27 April 2011. Masjid ini dirancang berlantai dua dan memiliki menara yang cukup tinggi kelak. (Foto: Asnawin)

Rabu, 13 April 2011

RRI Canangkan Radio Desa


RUANG PUBLIK. Dari kanan, Wakil Ketua Kadin Sulsel Zulkifli Gani Ottoh, Wabup Pangkep, Abd Rahman Asegaf, dan Direktur LP RRI Pusat, Ineke Widya Astuti, dan Kepala LLP RRI Makassar, I Made Ardika, di Pangkep, kemarin. (ist)


--------------------

RRI Canangkan Radio Desa

Harian Fajar, Makassar
Senin, 11 April 2011
http://www.fajar.co.id/read-20110411002805-rri-canangkan-radio-desa

PANGKEP -- Radio Republik Indonesia (RRI) selaku penyambung lidah masyarakat, sampai saat ini selalu setia dalam menyampaikan aspirasi masyarakat. RRI kini telah mencanangakan Desa radio di Desa Pitue di Kecamatan Ma'rang Kabupaten Pangkep, Minggu, 10 April 2011.

Kepala LPP RRI Makassar, Imade Artike SH MM, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan RRI Makassar ini adalah dalam upaya memberikan ruang kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan memberikan masukan kepada RRI Makassar. Selain itu, juga ruang-ruang yang diberikan kepada publik agar dapat mengakomodir peran dari publik dalam rangka mewujudkan LPP RRI.

Dalam kesempatan itu juga selain dilaksanakan kegiatan pengukuhan tim pemerhati RRI untuk Desa Pitue, juga dilaksanakan kegiatan dialog sambung rasa dengan nara sumber Wakil Bupati Pangkep, Drs Abd Rahman, Ibu direktur LPP RRI Pusat, Drs Ineke Widya Astuti SSi, dan Kadin Sulawesi Selatan yang dihadiri oleh Wakil Kadin Drs Zulkifli Gani Ottoh yang saat ini beliau masih menjabat ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel.

Wakil Bupati Pangkep, Drs Abd Rahman Asseggaf dalam sambutannya mengatakan, pencanangan radio Desa oleh RRI ini merupakan kegiatan yang sangat perlu diapresiasi oleh masyarakat Pangkep, khususnya yang ada di Desa Pitue, karena telah direstuinya Pangkep sebagai lokasi pencanangan desa radio, dimana pencanangan Radio Desa ini merupakan yang pertama kalinya di Indonesia.

"Dengan adanya pencanangan Radio Desa ini kebahagian harus kita buktikan, tentu dengan berupaya sekuat mungkin untuk bergairah menyelenggarakan aktivitasnya, baik sebagai petani, nelayan, maupun sebagai apa saja dimata pencaharian kita masing-masing karena motivasi-motivasi yang diberikan oleh pemerintah khususnya RRI," tandasnya.

Ia juga mengatakan dengan adanya pencanangan Radio Desa ini diharapkan dapat menjadi sesuatu hal yang berarti, sehingga dapat menciptakan ruang-ruang kerja dengan baik, khususnya masyarakat petani, petambak, nelayan, dan lainnya.

Ibu direktur LPP RRI Pusat, Drs Ineke Widya Astuti SSi dalam sambutannya mengatakan, RRI yang merupakan lembaga penyiaran publik mempunyai tugas memberikan informasi pelayanan siaran pendidikan, hiburan yang sehat, pelestarian budaya, dan menjaga citra positif bangsa di dunia internasional.

RRI memiliki empat programa, programa satu yaitu ditujukan kepada masyarakat umum, yang fokusnya adalah pemberdayaan masyarakat, sehingga acara pada saat ini merupakan program pemberdayaan masyarakat dimana RRI selaku mediator dimana yang tujuannya ingin mendekatkan masyarakat dengan pemerintah daerah, pengusaha melalui RRI.

"Kami mengundang masyarakat berkenan senantiasa berbicara di RRI, kalau ibu mempunyai grub-grup kesenian, adik-adik mempunyai grub band, silakan siaran di RRI," ajaknya.

Begitu pula dengan anak TK, SD, dan SLTP, SLTA, petani, nelayan supaya tidak hanya mendengarkan, tapi berbicara di RRI, karena RRI yang singkatan dari Radio Republik Indonesia juga singkatan dari Rumah Rakyat Indonesia.

''Rumah dimana bapak, ibu bisa berkiprah, pemerintah daerah bisa menyampaikan kebijakan-kebijakan daerah melalui RRI, DPRD bisa menyampaikan peraturan daerah supaya bisa diketahui oleh masyarakat melalui RRI," jelas Ineke. (adh)

Bupati Pinrang: Tindak Lanjuti Kritikan Pers


JAKET PWI - Ketua PWI Sulsel Zulkifli Gani Otto memasangkan Jaket PWI Perwakilan Pinrang, yang menandai acara pelantikan pengurus PWI Pinrang, di Gedung Dharma Wanita Pinrang, Sabtu malam 9 April 2011. (Foto: Nasri Aboe/Fajar)


-------------------

Bupati Pinrang: Tindak Lanjuti Kritikan Pers
- Pengurus PWI Perwakilan Pinrang Dilantik


Harian Fajar, Makassar
Senin, 11 April 2011
http://www.fajar.co.id/read-20110410204811-bupati-tindak-lanjuti-kritikan-pers

PINRANG -- Bupati Pinrang, Aslam Patonangi, mengakui kerap mendapat kritikan dari pers. Kritikan itu muncul setiap pekan.

"Tapi semuanya saya anggap bertujuan baik," akunya pada acara malam pelantikan pengurus PWI Perwakilan Pinrang, di Gedung Dharma Wanita, yang turut dihadiri jajaran Pengurus KNPI Sulsel serta kandidat Ketua KNPI Kabupaten Pinrang, dan Ketua Dharma Wanita Pinrang, Hj A Dewiyani Aslam Patonangi, Ketua IKWI Sulsel, Sabtu malam, 9 April 2011.

"Tapi saya sampaikan pada SKPD untuk tidak membawa kritikan itu sampai ke hati. Cukup simpan di atas (otak) untuk ditelaah, apakah kritikan itu benar atau sensasi belaka. Saya perintahkan SKPD untuk menindaklanjuti setiap kritikan pers sepanjang ada kebenarannya, dan bukan hanya berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," kata Aslam.

Ketua PWI Cabang Sulsel, Zulkifli Gani Ottoh, mengatakan kritikan pers kepada pemerintah merupakan ungkapan rasa sayang wartawan terhadap pemerintah.

"Entah apa jadinya kalau kebenaran dan fakta di lapangan terjadi lantas wartawan diam saja. Kritikan pers itu bertanda sayangnya wartawan kepada bapak bupati," kata Zulkifli.

Dalam kesempatan itu, dilantik Pengurus PWI Perwakilan Pinrang priode 2011 - 2014. Sebagai Ketua Ilwan Sugianto (Parepos), Sekretaris M.Thamrin Nawawi (Tabloid Lacak) dan Bendahara Masrul dari Tabloid Merah Putih Pos. (nas)

Rosihan Anwar Berpulang


BERPULANG. Penulis dan wartawan senior H Rosihan Anwar (89) meninggal dunia, Kamis pagi, 14 April 2011, setelah sempat dirawat lebih dari sebulan di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta Selatan. (Foto: KOMPAS/ELOK DYAH MESSWATI)


-----------------

Rosihan Anwar Berpulang

Tri Wahono | Kamis, 14 April 2011
http://oase.kompas.com/read/2011/04/14/08541124/Rosihan.Anwar.Berpulang

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar duka datang, Kamis (14/4/2011) pagi. Penulis dan wartawan senior H Rosihan Anwar (89) meninggal dunia setelah sempat dirawat lebih dari sebulan di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta Selatan.

"Innalillahi WIR : Wartawan senior Rosihan Anwar meninggal dunia pagi ini jam 08.15 WIB di MMC dalam usia 89 tahun," demikian pesan singkat yang diterima redaksi Kompas.com.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rosihan Anwar masuk ruang gawat darurat (ICU) Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC) Jakarta, sejak Senin (7/3/2011). Ia dirawat karena gangguan serangan jantung.

Rosihan Anwar selama ini dikenal sebagai wartawan lima zaman. Ia telah menjadi penulis sejak zaman penjajahan Belanda sampai sekarang. Di usia senja, ia masih aktif mengirimkan tulisan ke media massa dan menulis buku. Buku terakhir yang ditulisnya adalah Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jilid IV (Penerbit Buku Kompas, November 2010).

Ia kini juga sedang menyiapkan memoar kehidupan cintanya dengan sang istri dengan judul yang sudah disiapkan Belahan Jiwa, Memoar Rosihan Anwar dengan Siti Zuraida.

Dengan ini segenap redaksi dan keluarga besar Kompas.com mengucapkan belasungkawa.

Seminar Smart Cities Award 2011 di Hotel Santika Makassar


SMART CITIES. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Surabaya, Ir Chalid Buhari, tampil sebagai pembicara pada Seminar Road to Smart Cities Award 2011, yang diadakan oleh harian Warta Ekonomi, di Hotel Santika, Makassar, Kamis, 14 April 2011. (Foto: Asnawin)