Sabtu, 09 Oktober 2010

Jurnalisme Damai Eliminir Konflik Sosial


Parni Hadi



Parni Hadi:
Jurnalisme Damai Eliminir Konflik Sosial


Majalah Gatra
http://www.gatra.com/2010-10-02/artikel.php?id=141779

Makassar, 2 Oktober 2010

Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik RRI mengatakan, jurnalisme damai akan mengeliminasi terjadinya konflik sosial, sehingga patut diterapkan oleh setiap wartawan.

"Untuk menjaga eksistensi negara kesatuan Republik Indonesia, peran media massa sangat penting, karena itu salah satu upaya yang harus dilakukan adalah menggiatkan jurnalisme damai," kata Dirut LPP RRI Parni Hadi di Makassar, Sabtu.

Parni di sela-sela acara serah terima jabatan Kepala Stasiun LPP RRI Makassar dari Martoyo kepada I Made Ardika, mengatakan, tugas utama seorang wartawan adalah menyampaikan fakta kepada masyarakat, namun di sisi lain, wartawan juga harus memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi.

"Wartawan tidak semata-mata menyiarkan fakta, tetapi juga harus memikirkan dampak yang ditimbulkan dari produk beritanya itu, karena bisa saja itu justeru menjadi provokasi," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut Parni yang didampingi anggota Dewan Pengawas LPP RRI I Made Alit, agar tidak muncul lagi konflik SARA seperti Tarakan dan Bogor, wartawan harus arif memberitakan suatu kejadian.

"Jangan malah menganggung-anggungkan kebebasan pers yang hanya akan mengancam kesatuan bangsa dan negara," ujarnya.

Hal senada dikemukakan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel Zulkifli Gani Otto pada kesempatan yang sama.

Dia mengatakan, semua organisasi wartawan mengakui pentingnya kebebasan pers itu, namun harus disadari menjaga keutuhan bangsa dan negara jauh lebih penting.

"Kita dapat saja memberitakan fakta-fakta di lapangan, namun tetap harus melindungi kepentingan yang lebih besar dengan tidak memberitakan suatu kejadian secara fulgar yang dapat memancing emosi," katanya. [TMA, Ant]

Tidak ada komentar: