Jumat, 15 Oktober 2010

Menohok Pers Nasional


TANDATANGANI: Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo menandatangani prasasti pembukaan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) angkatan pertama, Jumat (15/10). (SM CyberNews/Yulianto).



Guyonan "Ndesa" Khas Bibit Waluyo
Menohok Pers Nasional


Oleh Bambang Iss

Harian Suara Merdeka, Semarang
15 Oktober 2010
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/layar/2010/10/15/681/Menohok

"CURHAT" seorang Gubernur Jateng Bibit Waluyo pada orang lain, mungkin bisa ditafsirkan sebagai guyonan atau main-main sebagaimana gayanya "ndesa"nya selama ini. Tapi jika isi curhat itu berisi tentang penyesalannya atas tulisan wartawan dan diceritakan pada jajaran pers Indonesia, itu baru bisa dianggap serius.

"Saya cape jika membaca koran yang ada cuma mengekspos tentang kekeliruan dan kejelekan para pejabat saja. Jadi yang jadi berita dan dijadikan judul utama itu kekeliruannya saja, bukan kebaikan-kebaikannya," kata Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Jumat siang (15/10) di Gedung Pers Semarang saat membuka Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Angkatan I.

Soal pemuatan sisi buruk itulah bahkan dirasakan akhir-akhir ini ketika seorang presiden seperti SBY pun hanya sisi jeleknya saja yang diekspos. "Jadi ini tidak saja terjadi pada diri saya, tapi bahkan seorang SBY pun yang ditulis kekeliruannya secara besar-besaran. Begini salah, begitu itu salah, lantas mana benernya? " kata Bibit Waluyo yang lantas disambut "gerrr.." oleh para wartawan.

Lulusan kredibel

Maka harapan Bibit Waluyo pada para peserta SJI yang terdiri dari perwakilan beberapa media cetak, elektronik dan online, dengan adanya sekolah bagi para wartawan pemula itu kelak lulusannya akan menjadi wartawan yang kredibel, dan karya jurnalistiknya bisa dipertanggungjawabkan.

Tidak itu saja, lulusan SJI nanti bisa lebih memiliki pandangan atas wawasan nusantara dan ketahanan nasional.

"Jadi jangan hanya menulis kejelekan presiden saja, karena bagaimana pun SBY itu kan presiden kita juga. Kalau anaknya saja menjelek-jelekan bapak sendiri, apalagi orang lain," kata Bibit memberi analogi.

Pers, lanjut gubernur, bisa dan silakan saja berorientasi pasar, tapi tolong tetap bisa menyajikan berita yang menyejukkan hati, misalnya tentang hasil pertanian atau keberhasilan petani di desa-desa.

Bicara apa adanya, dan dibumbuhi guyonan "ndesa" yang dimiliki Bibit Waluyo bisa saja sebagai bentuk hujaman kalangan pelaku industri pers di Indonesia. Terlebih lagi dalam kesempatan itu dihadiri juga oleh Margiono, Ketua PWI Pusat.

Maka tak urung Margiono pun berharap alumni SJI tu akan menjadi jurnalis yang mumpuni.

"Program ini merupakan program terbaik dari yang selama ini ada di Indonesia. dan lulusan SJI adalah para pemegang sertivikasi profesi jurnalitik Indenesia," kata Margiono yang menyebutkan, bahwa SJI ini adalah program ambisusnya sebagai proyek besar meski dirasakan kekurangan dana.

Tidak ada komentar: