Selasa, 09 November 2010

Wartawan Senior Pedoman Rakyat Meninggal Dunia

Wartawan Senior Pedoman Rakyat Meninggal Dunia

Sesungguhnya kita berasal dari Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. Salah seorang mantan wartawan harian Pedoman Rakyat, Abdul Djabbar Pattisahusiwa atau lebih akrab dipanggil Abu Pattisahusiwa, meninggal dunia dalam usia 73 tahun di Makassar, Senin malam, 8 November 2010, dan dimakamkan keesokan harinya di pemakaman Islam Sudiang, Makassar.

Abu Pattisahusiwa yang lahir di Maluku, 15 Mei 1937, meninggalkan seorang isteri (Hj Halidjah Sanaki), lima anak, dan delapan cucu.

Salah seorang putrinya, Nur Fajriah, mengatakan ayahnya sudah lama terkena stroke dan praktis dalam dua bulan terakhir hanya terbaring di tempat tidur.

''Ayah kami sudah lama sakit, sejak terjatuh kedua kalinya, ayah hanya bisa terbaring di tempat tidur,'' ungkapnya kepada penulis.

Sejumlah mantan wartawan dan karyawan harian Pedoman Rakyat turut melayat di rumah duka, sehingga terjadi reuni kecil-kecilan.

Dengan meninggalnya Abu Pattisahusiwa maka kini tinggal beberapa orang wartawan senior harian Pedoman Rakyat (harian Pedoman Rakyat terbit sejak 1 Maret 1947 dan terbit terakhir pada 2 Oktober 2007) yang masih hidup. Wartawan senior harian ini yang telah meninggal dunia, antara lain LE Manuhua (25 November 2010), Buce Rompas (4 November 2009), dan Petrus Beda (2010).

Wartawan dan karyawan harian Pedoman Rakyat yang meninggal dunia dalam empat tahun terakhir, yaitu Hasanuddin alias Hanter (wartawan), Usman Sanaki (karyawan), Arthur Kuse (wartawan), Abdul Latif (karyawan), Indarto (wartawan / 10 Mei 2009), L.F. Sahertian (karyawan / 25 Juli 2009), dan J B Pinontoan (mantan Direktur Utama PT Media Pedoman Jaya / 19 April 2010).

Abu Pattisahusiwa bergabung di Pedoman Rakyat sejak tahun 50-an. Wartawan senior Pedoman Rakyat (PR), Verdy R Baso, mengatakan, almarhum Abu Pattisahusiwa jauh lebih dahulu bergabung di harian 'PR' dibandingkan dirinya.

''Saya bergabung di PR pada tahun 1969. Sebelum bergabung di PR, saya adalah wartawan harian Tegas. Pak Abu sudah lama di PR, mungkin beliau hampir seangkatan dengan Pak Manuhua,'' kata Verdy.

Trio

Verdy mengatakan, selama puluhan tahun bersama-sama di PR, tak pernah sekalipun Pak Abu bermasalah, karena orangnya tidak banyak bicara dan juga tidak pernah macam-macam.

''Beliau itu pekerja dan tenang sekali, jarang bicara. Orangnya baik sekali. Beliau cukup lama menjadi wartawan ekonomi. Jabatan terakhirnya di PR adalah Redaktur Pelaksana. Saya bersama beliau dan Pak Yasmin Tendan bergantian membuat tajuk rencana,'' paparnya.

Ketika masih aktif meliput di lapangan, Abu Pattisahusiwa selalu jalan bersama dengan dua sahabatnya, yakni Piet Langarin (Tabloid Gema) dan Tawakkal Tallu (RRI Makassar). Kedua rekannya itu juga sudah meninggal dunia.

''Mereka bertiga dikenal sebagai trio, karena selalu pergi meliput bersama-sama,'' ungkapnya.

Informasi tersebut dibenarkan oleh H Murtadji, Kepala Sekretariat PWI Cabang Sulsel.

''Mereka benar-benar trio dan sahabat kental,'' katanya. (asnawin)


[Blog http://pedomanrakyat.blogspot.com/ berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Tidak ada komentar: