Sabtu, 01 Maret 2014

Selamat Ulang Tahun Harian "Pedoman Rakyat"


Tahun 1992, harian Pedoman Rakyat membuka penerimaan calon wartawan dan saya (Asnawin) pun mendaftar bersama lebih dari seratus pelamar lainnya. Setelah melalui beberapa tahapan tes, saya bersama enam teman lainnya akhirnya dinyatakan lulus. Keenam teman lain itu ialah Mustam Arif, Rusdy Embas, Elvianus Kawengian, Indarto (alm), Mohammad Yahya Mustafa, dan Ely Sambominanga. (dok. pribadi)







----------------

Selamat Ulang Tahun Harian "Pedoman Rakyat"


Oleh: Asnawin

Harian Pedoman Rakyat sudah menjadi "makanan pokok" alias bacaan wajib saya (Asnawin) ketika masih sekolah di Kabupaten Bulukumba, mulai pertengahan tahun 70-an hingga pertengahan tahun 80-an. Harian Pedoman Rakyat ketika itu merupakan koran terbesar dan paling berpengaruh di Sulawesi Selatan.

Ketika kuliah di Makassar pada 1986-1991, saya tidak hanya menjadi salah seorang pembaca tetap harian Pedoman Rakyat, tapi juga turut menyumbangkan tulisan opini.

Tahun 1992, harian Pedoman Rakyat membuka penerimaan calon wartawan dan saya pun mendaftar bersama lebih dari seratus pelamar lainnya. Salah satu syarat untuk melamar ketika itu adalah harus sudah sarjana (S1), tanpa melihat latar belakang bidang ilmunya, sehingga persaingannya sangat terbuka.

Setelah melalui beberapa tahapan tes, saya bersama enam teman lainnya akhirnya dinyatakan lulus. Keenam teman lain itu ialah Mustam Arif, Rusdy Embas, Elvianus Kawengian, Indarto (alm), Mohammad Yahya Mustafa, dan Ely Sambominanga.

Kami bertujuh memberikan kontribusi yang cukup besar bagi harian Pedoman Rakyat. Saya beberapa kali tercatat sebagai pembuat berita tulis dan berita foto terbanyak.

Saya kemudian beberapa kali diikutkan atau diutus mengikuti pelatihan, lokakarya, atau penataran jurnalistik tingkat regional maupun nasional. Berbekal berbagai pelatihan itulah, saya sering diundang menjadi instruktur pada berbagai pelatihan jurnalistik, hingga akhirnya saya mendapat sertifikat Pelatih Nasional Wartawan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) pada tahun 2006.

Dalam perjalanan selama belasan tahun sebagai wartawan harian Pedoman Rakyat, kami bertujuh merangkak dari Calon Reporter (CR), kemudian meningkat menjadi Reporter (R), dan selanjutnya satu per satu kami bertujuh terangkat atau diberi kepercayaan sebagai Redaktur.

Saya antara lain pernah menjadi Redaktur Pendidikan, Redaktur Ekonomi, Redaktur Politik dan Pemerintahan, dan Redaktur Hiburan.

Saya juga pernah membuka rubrik yang diberi nama "Langkap" dan termuat setiap hari Senin pada halaman 4. Rubrik "Lanskap" saya isi dengan tulisan bergaya esai (minus penonjolan diri pribadi penulis).

Selain itu, saya juga membuat website/blog "Pedoman Rakyat" (http://pedomanrakyat.blogspot.com/) dengan tulisan pertama berjudul "Harian Pedoman Rakyat" pada Jumat, 29 Juni 2007 (http://pedomanrakyat.blogspot.com/2007/06/harian-pedoman-rakyat.html).

Sayangnya, pemilik dan para pengambil kebijakan di harian Pedoman Rakyat tidak mampu mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi, baik dalam kaitannya dengan persaingan antar-media (cetak, elektronik, dan media online), maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pemilik dan para pengambil kebijakan di harian Pedoman Rakyat terlalu takut kehilangan "kekuasaannya" dan lebih memilih mati bersama harian Pedoman Rakyat dari pada harus menyerahkan pengelolaannya kepada orang lain atau pihak lain yang lebih profesional.

Akibatnya, harian Pedoman Rakyat kalah bersaing dengan media lain dan akhirnya berhenti terbit sejak 3 Oktober 2007. Hingga tulisan ini saya buat pada 1 Maret 2014 atau tepat pada hari ulang tahun ke-67 harian Pedoman Rakyat (terbit perdana pada 1 Maret 1947), tidak ada tanda-tanda harian Pedoman Rakyat akan terbit lagi.

Meskipun tidak lagi terbit, kami selaku mantan wartawan dan teman-teman mantan karyawan harian Pedoman Rakyat, tetap berkumpul dan merayakan ulang tahun Pedoman Rakyat setiap 1 Maret.

Selain itu, saya secara pribadi juga masih tetap "menghidupkan" harian Pedoman Rakyat dengan melanjutkan pengelolaan blog http://pedomanrakyat.blogspot.com/. Selamat ulang tahun Pedoman Rakyat. Namamu akan tetap abadi.

Makassar, 1 Maret 2014.

---------------
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog PWI Sulawesi Selatan : http://pwi-sulsel.blogspot.com]

Tidak ada komentar: